Pendahuluan
Artikel ini dirangkum dan ditulis oleh MA berdasarkan dokumen EPRI TR-112819 serta best practice di lapangan, dengan tujuan untuk memudahkan proses pemecahan masalah (troubleshooting) ketika terjadi kasus kebocoran masuk di sistem kondensor.
Kondensor merupakan komponen vital dalam sistem pembangkitan tenaga listrik berbasis uap, karena berfungsi mengembunkan uap bekas dari turbin menjadi air untuk digunakan kembali. Salah satu gangguan umum yang dapat menurunkan efisiensi kondensor adalah in-leakage.

Kebocoran Masuk (in-leakage) adalah kondisi ketika udara atau air asing (kontaminan) dari luar masuk ke dalam sistem kondensasi yang seharusnya tertutup rapat dan berada dalam kondisi vakum. Dalam sistem kondensor, tekanan negatif yang dihasilkan secara alami dapat menarik udara atau air dari celah, retakan, atau sambungan yang tidak sempurna. Meskipun terlihat sepele, in-leakage dapat mengakibatkan peningkatan beban sistem vakum, memperburuk kualitas kondensat, dan dalam jangka panjang menyebabkan korosi serta penurunan efisiensi termal.
Electric Power Research Institute (EPRI) melalui dokumen TR-112819 yang diterbitkan tahun 2000 menyusun pedoman teknis berjudul “Condenser In-Leakage Guideline” sebagai acuan penting dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menangani kasus in-leakage di sistem kondensor. Artikel ini mengulas poin-poin penting dari panduan tersebut dan implementasinya di lapangan.
Dampak Kebocoran
Dampak In-Leakage terhadap Sistem Pembangkit kebocoran masuk dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:
- In-Leakage udara masuk: Udara luar masuk ke dalam sistem vakum kondensor, menyebabkan peningkatan dissolved oxygen (DO), gangguan efisiensi pengembunan, dan peningkatan tekanan balik.
- In-Leakage air masuk: Masuknya air asing ke dalam kondensat, yang biasanya mengandung kontaminan seperti klorida, natrium, dan silika. Hal ini dapat memicu korosi dan pengotoran sistem air-uap.
Kedua jenis in-leakage ini berpengaruh langsung terhadap keandalan dan umur pakai sistem pembangkit, serta mempersulit pengendalian kimia boiler.
Tabel: Potensi Sumber Kontaminan Water In-Leakage dan Penanganannya
| Sumber Kontaminan | Jenis Kontaminan | Dampak Terhadap Sistem | Penanganan (action) |
|---|---|---|---|
| Sambungan pipa bocor area CEP & Kondensor | Cl⁻, Fe, TDS | Kontaminasi kondensat | Perbaikan flange, gasket, & sambungan |
| Kebocoran tabung / tube kondensor | Cl⁻, Na⁺, SiO₂ | Korosi, peningkatan konduktivitas | Plugging tabung, uji tekanan, penggantian /pengelasan tabung |
| Sistem pendingin air laut | Cl⁻, SO₄²⁻ | Korosi pitting, scaling | Pemisahan sistem, pengawasan tekanan diferensial |
| Infiltrasi air proses/limbah | Organik, ion logam | Fouling, pertumbuhan mikroba | Pemantauan kimia harian, kontrol sumber eksternal |
| Valve atau fitting aus | Berbagai ion asing | Fluktuasi parameter kimia | Pemeriksaan dan penggantian berkala |
Indikator In-Leakage EPRI & Best Practice merekomendasikan penggunaan indikator berikut untuk deteksi dini:
- Spesific / Cation Conductivity: Kenaikan hasil analisa mendadak dapat menjadi indikasi awal masuknya kontaminan (ion) asing.
- Na+, Cl-, SiO2: Parameter kimia utama yang digunakan sebagai indikator kontaminasi kondensat.
- Peningkatan dissolved oxygen (DO): Menunjukkan adanya air atau udara yang masuk.
Metode Deteksi dan Diagnostik Beberapa metode yang dijelaskan dalam EPRI TR-112819 meliputi:
- Spesific / Cation conductivity profiling: Melakukan pemantauan trending konduktivitas di berbagai titik sistem. Salah satunya dengan digitalisasi menggunakan Aplikasi SIWATER PRO
- Gas tracer (helium atau SF6): Digunakan dalam deteksi kebocoran baik secara online maupun offline.
- Vacuum pump performance test: Mengevaluasi kinerja sistem vakum dan kemungkinan kebocoran udara.
Tindakan Korektif dan Pencegahan Apabila in-leakage teridentifikasi, beberapa langkah perbaikan dapat diterapkan:
- Tube plugging: Menutup tabung kondensor yang bocor menggunakan plug khusus (maksimal 10% dari total tabung).
- Perbaikan gasket, flange, dan sambungan vakum: Bagian ini sering menjadi titik rawan kebocoran udara.
- Peningkatan sistem monitoring: Integrasi sistem pemantauan kimia berbasis digital untuk deteksi lebih dini seperti SIWATER PRO.
Kesimpulan Mengacu pada EPRI TR-112819, penanganan in-leakage memerlukan pendekatan sistematis, mulai dari pemantauan parameter kimia, penerapan metode deteksi modern, hingga perbaikan fisik sistem. Dengan pengawasan yang tepat dan respons cepat terhadap gejala awal in-leakage, keandalan sistem pembangkit dapat terjaga dan risiko kerusakan akibat kontaminasi dapat diminimalkan.
Integrasi praktik terbaik EPRI dengan sistem monitoring digital seperti SIWATER PRO akan memperkuat kapabilitas troubleshooting teknis dan efisiensi operasional pembangkit secara keseluruhan.

Leave a Reply