Pentingnya Pre Treatment dalam Produksi Air Demin di PLTU Barru

ABSTRAK

Pada sistem proses pengolahan air demin sangatlah penting untuk diperhatikan mengenai kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan karena peran air demin pada PLTU sangatlah penting sebagai bahan baku yang nantinya akan diolah pada boiler dan selanjutnya akan menghasilkan uap bertekanan tinggi yang digunakan untuk memutar turbin.

Tahapan sistem pengolahan air pada PLTU melewati proses yang cukup panjang sehingga setiap sistemnya memiliki peran dan fungsi yang vital sehingga kesiapan dan kesehatan peralatan harus selalu dijaga untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik.

Melihat beberapa fungsi dari peralatan pre water treatment plant yang penting dalam suatu proses pengolahan air, maka dari itu peran dari sistem peralatan pre water treatment plant tidak bisa kita kesampingkan, dan harus dipastikan bahwa setiap equipment difungsikan dengan baik serta dilakukan perawatan peralatan yang optimal, guna mendukung sistem yang utuh dalam suatu proses pengolahan air.

Kata kunci: Pre Water Treatment, Pengolahan Air


I. PENDAHULUAN

1.1 Tantangan Satu Dekade UBP Barru

Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau dikenal juga PLTU Barru merupakan salah satu dari beberapa jenis pembangkit listrik yang berada di Indonesia pada program FTP 1 sejak tahun 2012 lalu atau saat ini telah menginjak usia 1 dekade. Seperti namanya, pembangkit ini menggunakan energi uap untuk memutar turbin hingga menghasilkan energi listrik. Saat menghasilkan uap yang memutar turbin, PLTU menggunakan boiler untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan pemanasan dari furnace yang berbahan bakar batubara. Air yang digunakan untuk dijadikan uap juga tidak boleh air laut atau air sungai, hanya demin water yang bisa digunakan untuk suplai di boiler agar boiler dan turbin tidak rusak.

PLTU Barru merupakan salah satu unit yang bergerak pada jasa pembangkitan tenaga uap yang terletak di Dusun Bawasalo, Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru. Dalam proses menghasilkan energi listrik melibatkan konversi energi yang berlangsung melalui tiga tahapan yaitu energi kimia, energi panas, dan energi mekanik. PLTU Barru memiliki kapasitas 2 x 50 MW dan ekspansi 1 x 100 MW yang membutuhkan demin water untuk menunjang kegiatan pembangkitan. Demin water diproduksi di bagian water treatment plant yang mengubah air laut menjadi demin water untuk dikirim ke unit.

1.2 Proses Produksi Air Demin

Sistem pengolahan air terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu external treatment dan internal treatment. External treatment adalah proses pengolahan yang mengubah air laut dengan konduktivitas >10.000 µS/cm menjadi air umpan boiler dengan konduktivitas ≤0,2 µS/cm. Sementara itu, internal treatment adalah proses pengolahan air yang melibatkan penginjeksian bahan kimia ke dalam air umpan boiler atau fluida kerja secara langsung.

Berdasarkan jenis prosesnya, pengolahan air demineralisasi terdiri dari tiga tahapan:

  1. Pre-treatment, yang mengubah air laut menjadi air baku.
  2. Water treatment, mengolah air baku menjadi air tawar.
  3. Ion-exchange, mengubah air tawar menjadi air demineralisasi.

Dengan proses produksi air yang panjang, perlu diperhatikan keandalan dari setiap sistem peralatan untuk menunjang tersedianya demin water. Namun keterbatasan personil dan fokus prioritas perbaikan sering menyebabkan sistem pre water treatment diabaikan, padahal kondisinya sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas air yang dihasilkan serta lifetime peralatan itu sendiri.

Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih terhadap sistem pre treatment baik dari bidang operator maupun pemeliharaan agar kualitas dan kuantitas produksi air dapat lebih baik serta menjaga keandalan unit.


II. METODA

II.1 Metoda Monitoring Pre Treatment

Guna memaksimalkan kinerja peralatan pada sistem pre water treatment, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

  • Sumber air yang digunakan
  • Injeksi bahan kimia dan proses pada sistem koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi
  • Pola pengoperasian, backwash, dan perawatan media filter
  • Analisa kualitas air baku serta performa media filter melalui nilai turbidity (NTU)

II.2 Pengamatan Parameter

Tahapan ini meliputi pemantauan parameter operasi seperti jam operasi, flow, pressure, dan hasil analisa kimia. Dengan mengetahui sumber air baku (air laut atau air sungai), dapat ditentukan tingkat kesulitan proses pretreatment. Jar test dilakukan untuk menentukan konsentrasi optimal bahan kimia, serta analisa data hasil uji dilakukan untuk menilai efektivitas sistem.

II.3 Hasil Uji Coba dan Evaluasi

Setelah pengamatan parameter dilakukan, pengambilan sampel air baku diuji di laboratorium dan dilakukan jar test untuk menentukan konsentrasi optimum bahan kimia koagulan. Hasil uji ini digunakan untuk mengatur dosis injeksi bahan kimia pada clarifier dan memantau nilai turbidity pada inlet dan outlet.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan di lapangan, tahapan awal pada sistem pengolahan air yaitu pre treatment plant sangat mempengaruhi keseluruhan sistem. Kurangnya perhatian pada proses ini dapat menurunkan kualitas air, mempersingkat umur peralatan, serta meningkatkan risiko kerusakan pada membran SWRO.

III.2 Analisis Penyelesaian Masalah

Beberapa tindakan perbaikan yang dilakukan antara lain:

  • Pengambilan sampel dan analisa kimia berkala
  • Pelaksanaan jar test untuk penentuan konsentrasi optimum koagulan
  • Pencatatan parameter operasi dan jam kerja peralatan
  • Change over rutin antar peralatan untuk menjaga performa

III.3 Hasil

Dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi berkala, sistem pre treatment dapat berfungsi optimal sehingga kualitas air demin meningkat, lifetime peralatan bertambah, dan efisiensi pembangkitan meningkat.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

  1. Proses pre treatment berbeda antar pembangkit tergantung pada sumber air baku.
  2. Monitoring yang baik pada sistem pre treatment dapat meningkatkan kualitas dan lifetime peralatan.
  3. Analisa kimia dan pencatatan parameter penting dilakukan untuk mendeteksi potensi gangguan sejak dini.

IV.2 Saran

  • Melakukan analisa kimia berkala terhadap air baku.
  • Melakukan jar test rutin untuk menentukan dosis optimum bahan kimia koagulan.

DAFTAR PUSTAKA

  • Electric Engineering Technical Service Subsidiary of Wuhan Qingyuan Electric Co., Ltd. (2012). Chemistry Operation & Maintenance Manual.
  • EPRI (2019). Guidelines for Water Treatment in Thermal Power Plants (Laporan No. 3002011160).
  • EPRI (2021). Advancements in Water Treatment Technologies for Power Plants (Laporan No. 3002021170).
  • Indonesia Labuhan Angin Coal Fired SPP (2×115 MW) Operation and Equipment Manual.

Tentang Penulis

Ardi Fardi Ramli adalah Pelaksana Senior Kimia di PLTU Barru – PT PLN Indonesia Power UBP Barru. Beliau memiliki pengalaman lebih dari satu dekade dalam pengelolaan sistem kimia dan pengolahan air di lingkungan pembangkit listrik tenaga uap. Fokusnya pada efisiensi proses dan pengendalian kualitas air menjadikannya salah satu kontributor penting dalam pengembangan praktik terbaik pengelolaan sistem pre treatment di PLN Indonesia Power.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *